'data:blog.isMobile ? "width=device-width,initial-scale=1.0,minimum-scale=1.0,maximum-scale=1.0" : "width=1100"' name='viewport'/> English Learning: Februari 2015

Kamis, 26 Februari 2015

Move On

     Ini tahun pertama aku bersama dia. 1 tahun sudah aku melewati hari-hari bersama dia. Dia memang sangat mencintaiku. Hampir 1 tahun aku bersamanya, tak pernah sedetik pun dia membuatku meneteskan air mata. Hanya saja dia sedikit posesif. Dia melakukan hal itu karena tidak ingin kehilangan aku. Aku sangat mengerti apa maksudnya. Dia selalu berusaha memberikan yang terbaik buatku. Sangat berbeda denganku. Entah kenapa aku masih menyimpan rasa untuk Vicky, lelaki yang pernah singgah di hatiku kemudian pergi tanpa alasan yang jelas. Dia terlalu sibuk dengan kesibukannya sehingga lupa denganku kemudian mengakhiri semuanya dengan alasan tak mau menyakitiku. Aku masih sangat mencintainya bahkan saat ini aku sangat merindukannya. Berhari-hari Vicky hadir di mimpiku, belum lagi teman-teman selalu memberi info terbaru tentang kehidupannya dan yaaa..., itu semua sangat menyiksaku. Vicky seperti matahari sementara aku bulan. Bagaimanapun matahari dan bulan tak akan bisa bersatu. Aku menutupi semua rasa itu dari kekasihku. Aku tak ingin dia mengetahui perasaan ku sesungguhnya. “kalau memang hatimu masih buat dia, kembalilah Ren. Aku akan merelakan kamu wlaupun sampai kapanpun aku gak akan pernah bisa melupakanmu. Aku teramat sangat mencintaimu.” Itulah ucapan Angga saat dia memergoki aku tengah mengirim pesan pada Vicky lewat facebook. Aku memang keterlaluan, aku mengaku pada Vicky bahwa aku masih belum bisa move on dari dia. Setelah Angga memergoki ku, aku tak pernah melakukan hal bodoh itu lagi. Biarlah aku sendiri yang menyimpan semuanya. Suatu hari Tuhan mempertemukan aku dengan Vicky di sebuah cafe. Saat itu aku bersama dengan Angga sementara dia dengan teman-temannya. Aku tak sengaja bertemu dia di depan toilet. Kami tampak terkejut ketika kami bertabrakan. Cukup lama saling pandang tanpa ada sepatah kata terucap.
“Kamu sama siapa?” tanya nya padaku.
“sama Angga.” Jawabku singkat.
“Semakn lengket saja. Semoga langgeng ya.” Ucap dia sambil bergegas pergi.
“tapi aku masih mencintaimu.” Ungkapku.
Lalu dia berhenti tapi masih membelakangiku.
“entah kenapa sampai detik ini aku masih mencintaimu. Bahkan aku sangat merindukanmu walapun aku tau semua itu gak akan bisa kembali.”
“kamu hanya perlu beradaptasi dengan dia.” Katanya yang masih membelakangiku.
“tapi aku sudah 1 tahun bersamanya.”
“teruslah seperti itu, kamu gak boleh meninggalkan orang yang tulus mencintaimu. Cukup aku saja yang menyesal atas ego-ku.” Ungkapnya
   Aku segera memeluknya dari belakang, aku tak bisa menahan perasaan ini. Aku merindukannya, sangat. Tak ada ucapan apapun saat aku memeluknya. “tuhan, andai waktu bisa berhenti sampai disini. Aku tak ingin moment ini berakhir.” Gumamku lirih.
Dia melepaskan pelukan ku lalu menghadap ke wajahku. Wajahnya masih seperti dulu, tenang. Aku masih merasa nyaman saat berada di dekatnya.
“Ren, ketika kamu baru pindah ke rumah baru. Kamu memang gak akan nyaman tapi kamu perlu beradaptasi dulu kan sampai akhirnya kamu akan merasa nyaman. Lakukan itu terus, aku tak ingin kamu merasakan penyesalan seperti yang aku rasakan. Cukup aku saja yang merasakan itu. Jangan meninggalkan orang yang bisa menerima semua kekuranganmu. Terkadang hatipun perlu di paksa.” Ungkapnya sambi mengusap air mataku.

Detik berikutnya dia memberikan kecupan di keningku. Lalu dia meninggalkan ku yang masih tak percaya dengan semua ini. Dia telah menyesal melakukan semua itu padaku  dan dia memintaku untuk tak melakukan itu pada orang lain karena tak ingin aku terluka. Vicky telah berubah menjadi lebih dewasa. Beberapa menit aku tersadar bahwa aku terlalu terbawa perasaan hingga aku tak dapat melihat kasih sayang yang tulus dari Angga. Aku menghampiri Angga yang duduk sendirian dengan kopi dan laptopnya. Dia tampak heran melihatku berseri-seri. “aku sayang sama kamu dan gak akan meninggalkanmu.” Ungkapku tiba-tiba pada Angga di akhiri dengan senyuman ku. Dia membelai rambutku “aku akan membahagiakan mu semampuku karena aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri.” Balasnya. Aku melirik pada Vicky, dia mengangguk dan tersenyum..........